Senin, 29 Mei 2017

ANALISIS DONGENG ANDE - ANDE LUMUT

ANALISIS DONGENG ANDE - ANDE LUMUT
Disusun untuk memenuhi Tugas Akhir
Tradisi Sastra Nusantara
Tahun 2017

Hasil gambar untuk gambar unmul

Oleh
IIN SAFTRIANI
Sastra Indonesia 2016
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2017








BAB 1
PENDAHULUAN

1.1              LatarBelakang
       Pada masyarakat yang belum mengenal tulisan kisah sejarah disebarluaskan dan diwariskan secara lisan sehingga menjadi bagian dari tradisi lisan mereka. Secara lisan sehingga menjadi bagian dari tradisi lisan mereka. Sebuah tradisi lisan seringkali mengisahkan pengalaman masa lampau jauh ke belakang, sejak adanya manusia pertama bahkan sebelum adanya manusia sampai terciptanya suatu kolektif yang dikenal sebagai masyarakat atau pun suku bangsa.
       Sebagai sebuah karya sejarah tradisional maka tradisi lisan tidak menggunakan prosedur penulisan sejarah ilmiah. Karya – karya yang disebarkan melalui tradisi lisan seringkali memuat sesuatu yang bersifat supra natural di luar jangkauan pemikiran manusia dalam karya – karya tersebut antara fakta dan imajinasi serta fantasi bercampur baur.
       Karya – karya dalam tradisi lisan biasanya dikenal sebagai bagian dari foklor. Tradisi lisan ini antara lain berupa mitos, legenda, dan dongeng. Tradisi lisan itu kemudian disebarkan dan diwarisakan dalam pandangan sejarah modern tentunya cerita rakyat semacam itu tidaklah mengandung nilai sejarah. Akan tetapi, bagi masyarakat tradisional hal itu dianggap sebagai sesuatu yang benar – benar terjadi. Cerita itu kemudian dijadikan sebagain dari simbol indentitas bersama mereka dan sebagi alat legitimasi tentang keberadaan mereka.
       Penyebaran dan pewarisan tradisi lisan memiliki banyak versi tentang satu cerita yang sama. Hal itu menunjukkan dalam penyebaran dan pewarisan tradisi lisan telah terjadi pembiasan dari kisah aslinya, walaupun seringkali tokoh yang menjadi figur dalam cerita itu adalah tokh sejarah. Hal ini disebabkan ingatan manusia yang terbatas dan adanya keinginan untuk memberikan variasi – variasi abru pada cerita – cerita itu. Oleh karena itu, kisah saejarah yang disalurkan lewat tradisi lisan itu akan terus mengalami perubahan. Perubahan yang diakibatkan oleh imajinasi dan fantasi dan pencerita. Akibatnya, fakat sejarah itu makin kabur atau tenggelam sama ekali karena adanya penambahan atau pengurangan dari masing – masing nara sumber.
            Dalam pewarisan dari mulut ke mulut, dari generasi ke generasi, terdapat banyak keberpihakan dalam penafsiran dan penjelasan suatu peristiwa masa lalu, walaupun demikian, tradisi lisan memiliki fungsi yang penting bagi masyrakatnya. Tradisi lisan dalam bentuk mitos, legenda maupun dongeng melukiskan kondisi fakta mental dari masyrakatk pendukungnya. Tradisi lisan juga merupakan simbol identitas bersama masyrakatnya sehingga tradisi lisan juga merupakan simbol solidaritas dari masyrakatnya. Tradisi lisan juga menjadi alat legitimasi keberadaan suatu kolektif baik sebuah marga, masyrakat, maupun suku bangsa.
            Melihat benda – benda peninggalan yang material tak lain adalah upaya untuk merasakan cara pandang mereka terhadap lingkungan sekitar, orang lain, dan diri sendiri. Dalam memelihara dan mewariskan tradisi kebudayaan, selain menggunakan benda – benda kebudayaan, masyrakat praaksara di Nusantara menggunakan cara lisan. Proses pelanggengan kebudayaan dengan cara lisan ini, salah satunya melalui tradisi dongeng. Dongeng ini dapat disampaikan melalui jalur keluarga atau jalur sosial yang lebih luas, yakni masyrakat. Melalui dongeng inilah para peniliti melacak jejak – jejak sejarah. Selain melalui dongeng, jejak – jejak sejarah ini dapat kita temukan pada upacara ritual, lagu – lagu daerah, permainan wayang, dan lain sebagainya.
            Dalam makalah tugas akhir ini saya akan membahas salah satu dari bagian foklor yaitu dongeng. Dongeng adalah cerita pendek kolektif kesustraan lisan. Selanjutnya dongeng adalah cerita prosa rakyat yang tidak dianggap benar – benar terjadi. Disini saya akan membahas tentang salah satu dongeng di Indonesia yaitu Dongeng “ Ande – Ande Lumut  “.

1.2       RumusanMasalah
1.2.1   Apakah yang dimaksuddengandongeng ?
1.2.2 Bagaimana analisis dari dongeng Ande – Ande Lumut ?

1.3       Tujuan
Makalahinisaya buatbertujuanuntukmemenuhitugas akhir mata kuliah Tradisi Sastra Nusantara.
1.4       Manfaat
Agar kitadapatmengetahuilebihdalamapaitudongeng, jenis-jenis donegng, memperdalam tentang pengetahuan dongeng Ande – Ande Lumut.


BAB 2
PEMBAHASAN

2.1     Teori
a)   Dongeng adalah cerita pendek kolektif kesustraan lisan. Selanjutnya dongeng adalah cerita prosa rakyat yang tidak dianggap benar – benar terjadi. Dongeng diceritakan terutama untuk hiburan walaupun banyak juga yang melukiskan kebenaran, berisikan pelajaran moral atau bahkan sindiran. Dongeng juga memiliki kesamaan unsur – unsur cerita dengan daerah – daerah lain. Dongeng dibedakan menjadi dua, yaitu:
1 Dongeng binatang adalah dongeng yang ditokohi oleh binatang, baik binatang peliharaan maupun binatang liar.
2. Dongeng biasa, adalah dongeng jenis dongeng yang biasanya ditokohi manusia dan biasanya adalah kisah suka duka seseorang( Hendrayana, 2009: 28 – 29).
b)   Dongeng adalah cerita tentang suatu hal yang tidak pernah terjadi dan juga tak mungkin terjadi (fantastis belaka). Cerita fantastis ini seringkali berhubungan dengan kepercayaan kuno, keajaiban alam, atau kehidupan binatang. Sering juga mangandung kelucuan dan bersifat didaktis ( Nursisto, 2000: 43).
c)   Dongeng merupakan jenis karya sastra lama, selain fabel (cerita dengan tokoh binatang), legenda (cerita tentang tokoh atau peristiwa alam semesta yang bersifat gaib), dan sage (hikayat atau biografi yang menekankan kisah keberanian). Dongeng berkisah tentang kehidupan manusia yang dirangkai dengan peristiwa – peristiwa gaib (Nurhadi, 2004: 146).
d)   Dongeng adalah cerita rakyat yang secara lisan turun – temurun disampaikan kepada kita. Pengarangnya tidak dikenal. Dunia khayalan. Berlainan dengan saga kenyataan dan alam gaib menjadi satu, saling lebur. Tidak ada catatan mengenai tempat dan waktu.biasanya bertamat dengan “happy ending”. Susunan kalimat, sturuktur dan penokohan sederhana. Sering terjadi ulangan. Prolog dan epilog bersifat streotype ( Rahmanto, 1986: 34).
e) Dongeng adalah cerita rakyat yang berkembang dan hidup dikalangan masyarakat. Berkembang secara turun – temurun dan disampaikan secara lisan. Oleh karena itu dongeng sering pula disebut sebagai sastra lisan. Pada umumnya, dongeng bersifat anonim atau pengarangnya tidak dikenal ( Kosasih Engkos, 2006: 176)
f)      Dongeng adalah cerita yang tidak benar – benar terjadi ( terutama itu kejadian zaman dahulu yang aneh – aneh ( KBBI Edisi Ke- 3, 2001: 274)
g)   Dongeng adalah 1 cerita yang tidak benar – benar terjadi: cerita bohong ( Kamus Pelajar Tingkat Atas, 2004: 167).
h)      Dongeng adalah 1 cerita yang ridak benar – benar terjadi ( terutama kejadian di zaman dulu yang aneh – aneh ) (arti kiasan) perkataan atau berita yang bukan – bukan ( yang tidak benar) ( Kamus Pelajar Tingkat Pertama, 2009: 145 ).
i)     Dongeng ialah suatu cerita fantasi sederhana yang tidak benar – benar terjadi yang berfungsi untuk menyampaikan suatu ajaran moral (mendidik) dan juga menghibur. Jadi, dongeng adalah salah satu entuk karya sastra yang ceritanya tidak benar – benar terjadi/fiktif (Triyanto Agus, 2007: 46).

2.2     Analisis dari Dongeng Ande – Ande Lumut
          Candra kirana adalah sosok perempuan sangat cantik wajahnya. Ia telah bersuami. Suaminya adalah putra mahkota Kerajaan Jenggala. Raden Putra namanya. Karena Raden Putra menolak menjadi raja menggantikan ayahandanya, dia pun diusir dari istana Kerajaan Jenggala. Raden Putra lantas pergi tanpa mengajak Dewi Candra Kirana. Tidak diketahui dimana keberadaan Raden putra kemudian.
          Dewi candra kirana lantas mencari keberadaan suami tercintanya itu. Untuk menutupi jati dirinya Dewi candra kirana menyamar laksana perempuan desa biasa. Dalam pengembaraannya, Dewi kirana bertemu seorang janda kaya bernama Mbok Randa Karangwulusan. Ia pun diangkat anak oleh janda kaya itu dan diberi nama kleting kuning.
          Mbok rondo karangwulusan telah mempunyai tiga anak perempuan Kleting Abang, Kleting Wungu, Kleting Biru nama mereka. Oleh Mbok rondo karangwulusan, Kleting kuning dipersaudarakan dengan ketiga anaknya dan dianggap sebagai anak bungsu.
          Dalam kehidupan sehari – hari, tiga anak Mbok rondo karangwulusan sangat jahat perilakunya pada kleting kuning. Mereka iri dengan kecantikan wajah kleting kuning. Kerana perasaan irinya, merekak sengaja meminta kleting kuning mengenakan pakaian yang jelelk dan kumal hingga kleting kuning tampak seperti pembantu yang telah kehilangan kewarasan. Mereka juga meminta kleting kuning mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga. Dari mulai mencuci, memasak, dan membersihkan rumah harus dikerjakan kleting kuning sendirian. Kadang mereka juga meminta kleting kuning untuk mengerjakan pekerjaan yang sangat sukar, seperti mencuci periuk tembaga yang telah lama digunakan hingga menjadi kemballi bersih dan baru. Tubuh kleting kuning berbau kerna seperti tidak ada baginya guna membersihkan diri. Semua itu diterima kleting kuning dengan sabar dan ikhlas. Kleting kuning yakin kesabaran dan keikhlasannya akan membuahkan hasil yang baik bagi baginya di kemudian hari.
          Syadan mbok rondo karangwulusan mendengar berita yang bersumber dari desa Dadapan, kabar itu menyebutkan jika mbok rondo dadapan mempunyai anak angkat, seorang pemuda yang sangat tampan wajahnya Ande – Ande Lumut namanya. Ketampanan Ande – Ande Lumut sangat terkenal menjadi buah bibir dimana mana. Banyak gadis yang atang ke desa Dadapan untuk melamar anak angkat mbok rondo dadapan itu. Banyak pula orang tua yang datang menemui Mbok rondo dadapan guna menjodohkan anak gadis mereka dengan Ande – Ande Lumut.
          Mbok rondo karangwulusan juga berkehendak agar salah satu dari anak – anaknya dapat menjadika istri Ande – Ande Lumut. Diperintahkannya tiga anak gadisnya itu menuju desa Dadapan, sementara kleting kuning diperintahkannya untuk tetap tinggal di rumah.
          Kleting abang, Kleting wungu dan Kleting biru segera berangkat menuju desa Dadapan. Mereka mengenakan pakaian terbaik yang mereka miliki sesuai nama ketiganya,Kleting abang mengenakan pakaian berwarna merah. Kleting wungu mengenakan pakaian bewarna ungu dan Kleting biru mengenakan pakaian berwarna biru. Sebelum ketiga anak Mbok Rondo Karangwulusan itu tiba di desa Dadapan, mereka kebingungan karena harus menyeberangi sungai yang lebar lagi berair dalam. Tidak ada yang bisa mereka tumpangi untuk menyebrang. Di tengah kebingungan itu mendadak muncul kepiting raksasa. Yuyu kangkang namanya. Dia bersedia menolong menyebrangi tiga gadis itu dengan diberikan imbalan.
“apa imbalan yang engkau inginkan agar kami bisa menyeberangi sungai ini?” tanya kleting abang.
“Jika engkau bersedia aku cium serta menciumku maka aku akan menyeberangkanmu,” jawab Yuyu Kangkang.
          Kleting abang, kleting wungu, dan kleting biru tidak keberatan mencium dan dicium Yuyu kangkang bagi mereka yang terpenting adalah dapat menyeberangi sungai lebar itu guna meneruskan perjalanan menuju desa Dadapan.
          Kleting kuning pun juga berniat datang ke desa Dadapan untuk bertemu dengan Ande – Ande Lumut. Keinginan itu disampaikannya kepada Mbok Rondo Karangwulusan.
“Apa? Engkau ingin juga melamar Ande – Ande Lumut yang amat tampan itu?” Mbok rondo karangwulusan benar –benar melecehkan Kleting kuning. “ bercerminlah dahulu dirimu hei kleting kuning jangan sampai Ande – Ande lumut yang tampan itu menjadi muak ketika melihat wujudmu yang menyedihkan itu.”
          Namun, kleting kuning tetap bersikeras. Mbok rondo karangwulusan akhirnya mengijinkan. Dengan tetap mengenakan pakaian kumal hingga tubuhnya berbau, kleting kuning menuju desa Dadapan. Seperti halnya tiga saudara angkatnya. Kleting kuningpun kesulitan untuk menyeberangi sungai lebar berair dalam. Kemudian munculah Yuyu kangkang kepiting raksasa itu sebenarnya tidak ingin menyeberangkan kleting kuning yang bau itu. Namun dia tetap bersedia menyeberangkan asalkan kleting kuning mau dicium dan menciumnya.
“apa katamu? Engkau akan menciumku dan aku harus menciummu? Aku tidak sudi!” tegas kleting kuning.
“jika engkau tak sudi, silakan menyeberang sendiri!”
          Kleting kuning lantas mengeluarkan senjata yang selama itu disimpannya rapat – rapat. Senjata itu berupa lidi sakti. Seketika lidi sakti itu dipukulkan pada sungai, air sungai itu pun surut. Yuyu kangkang menjerit – jerit meminta tolong. Ia tidak bisa hidup di luar air. Ia memohon kepada kleting kuning agar mengembalikan air sungai itu lagi. Untuk itu ia akan menyeberangkan kleting kuning hingga sampai ke daratan seberang.
          Kleting kuning menyatakan kesediaannya. Ia pun diseberangkan Yuyu kangkang tanpa harus dicium dan menciu kepiting raksasa itu.
          Tibalah kemudian kleting kuning di desa Dadapan. Kleting kuning mendapati tiga kakak angkatnya telah ditolak Ande – Ande Lumut. Penyebabnya Ande – Ande Lumut mengetahui jika tiga anak Mbok rondo karangwulusan itu telah dicium dan mencium yuyu kangkang. Sangat mengejutkan, ketika Ande – Ande Lumut mengetahui kedatangan kleting kuning, ia bergegas menyambutnya.
          Mbok rondo dadapan benar – benar terheran – heran mendapati sikap anak angkatanya itu. Begitu banyakanya gadis – gadis berwajah cantik dan menarik yang datang kepadanya senantiasa ditolaknya, namun ketika melihat kleting kuning yang berpakaian kumal lagi bau badannya anak angkatnya malah menyambutnya dengan wajah berseri – seri.
“Ibu jangan melihat penampilan luarnya” kata Ande - Ande Lumut, “ sesungguhnya gadis ini mampu menjaga kehormatan dirinya. Tidak seperti gadis – gadis lainnya. Ia tidak sudi dijamah yuyu kangkang. Dialah calon istri yang terbaik untukku”
          Di hadapan sekalian orang, kleting kuning lantas mengubah diri menjadi Dewi Candra Kirana. Tak terkirakan keterkejutan orang – orang ketika melihat sosoknya yang sangat cantik. Kleting abang, kleting wungu, dan kleting biru benar – benar terpengarah ketika mengetahui jika sosok yang selama itu mereka perlalukan dengan tidak baik itu ternyata Dewi candra kirana adanya.
          Kegemparan pun kian menjdai saat Ande – A nde Lumut juga membuka jati dirinya. Ia tak lain adalah Raden putra yang tengah menyamar. Tak terperikan kegembiraan Dewi candra kirana ketika beretemu kembali dengan suami tercintanya. Keduanya lantas hidup sebagai suami istri kembali seperti yang mereka lakukan dahulu di istana Kerajaan Jenggala.
Jika dilihat dari unsur intrinsik dongeng tersebut analisisnya ialah :
1. Judul
Dalam dongeng ini judul cerita diambil dari tokoh utama dalam cerita yaitu Ande – Ande Lumut.
2. Tema
Tema dongeng ini ialah menceritakan kehidupan gadis cantik kerajaan yang  meninggalkan kerajaannya untuk mencari suaminya dan hidup sengsara tetapi kehidupannya berubah ketika sudah bertemu dengan suaminya tersebut.

3. Alur
Alur cerita dari dongeng diatas ialah alur ceritanya menceritakan tentang gadis cantik yang dibenci oleh saudara tirinya. Kemudian karena adanya sayembara untuk mencari jodoh maka sang gadis tersebut bertemu jodohnya dan kehidupannya yang semula sengsara menjadi bahagia.
4. Karakterisasi / Penokohan
Penokohan dalam dongeng diatas ialah adalah tokoh pria yang merupakan orang kaya dan tampan seorang lelaki idaman para wanita mencari jodoh, didukung oleh orang disekelilingnya dalam mencari jodoh. Ande – ande lumut yang sebenarnya juga seorang anak raja dibantu oleh mbok rondo dadapan. Tokoh seorang gadis yang sangat baik hati, sabar, dan penyayang tetapi selalu dibenci dan dimusuhi saudara tirinya. Kemudian ada tokoh antagonis yang merupakan saudra tiri jahat yang selalu memusuhi tokoh sang gadis baik hati dan cantik.
5. Setting
Setting dongeng tersebut menggunakan setting istana sentris atau masa – masa kerajaan.
6. Sudut Pandang
Pengarang menggunakan sudut pandang orang ketiga. Disini pengarang bertindak sebagai yang maha tahu.
7. Amanat
Amanat yang bisa diambil dari dongeng diatas yaitu kita harus senantiasa sabar dalam menghadapi cobaan. Kita harus menjadi orang yang baik hati, jujur, dan suka menolong. Kita janganlah suka iri dan benci serta jahat kepada orang lain terlebih lagi kepada saudara sendiri.
Jika dilihat dari unsur ekstrinsik dongeng tersebut analisisnya ialah :
          Analisis dari cerita diatas ialah saya melihat bahwa betapa tingginya standar moral yang ditetapkan oleh orang – orang terdahulu. Sseperti bisa dilihat bahwa ande – ande lumut menolak wanita – wanita yang lebih cantik menarik untuk dijadikan istri karena wanita – wanita cantik itu telah dicum oleh yuyu kangkang. Walaupun kleting kuning tidak secantik kakak – kakaknya, yang ditolak ande – ande lumut, tetapi kemauannya untuk menjaga diri membuat ande – ande lumut lebih memilihnya sebagai istri.
 Mengingat apa yang sering terjadi di Indonesia, betapa pentingnya untuk kembali melihat hal – hal penting yang coba diwariskan oleh para pendahulu. Sekali lagi, dari cerita ini kita bisa melihat betapa tingginya standar moral yang ditetapkan. Bagaimana para wanita tidak dengan bebas memberikan diri mereka untuk meraih satu tujuan. Bagaimana kita tidak mengahalalkan segala cara walaupun mengorbankan harga diri untuk meraih segala tujuan. Walaupun tujuan itu baik, teta[i cara juga harus diperhatikan. Kita sudah kehilngan jati diri kita sebagai bangsa Indonesia, silau terhadap budaya – budaya materialisme ala barat. Kita sudah berjalan terlalu jauh dengan nilai – nilai luhur bangsa kita.


BAB 3
PENUTUP

3.1     Kesimpulan
          kesimpulan dari dongeng Ande – Ande Lumut diatas ialah bahwa ande – ande lumut adalah seorang  pangeran yang di usir dari kerajaan karena tidak ingin menjadi raja menggantikan ayahandanya, dan ia juga pergi dari rumah tanpa berpamitan atau membawa istrinya.
          Dan juga dongeng Ande – Ande Lumut adalah dongeng yang diwariskan secara turun temurun. Melalui lisan ke lisan, semakin berubahnya jaman ke jaman cerita ande – ande lumut ini juga berubah tidak menjadi satu versi cerita saja tetapi juga menjadi banyak versi cerita, hal itu terjadi karena disampaikan dari mulut ke mulut yang mana karena itulah ceritanya tidak hanya menjadi satu versi cerita saja tapi memiliki banyak  versi cerita. Dan apa yang saya bahas diatas ialah merupakan salah satu versi cerita dari sekian banyak versi cerita  Ande – Ande lumut yang ada di Indonesia


DAFTAR PUSTAKA
-        -   Rahmanto B, Hartoko Dick. 1985. Pemandu di Dunia Sastra. Yogyakarta: Kanisius.
-         -  Kosasih Engkos. 2006. Cerdas Berbahasa Indonesia SMA/MA KELAS X. Jakarta: Erlangga.
-         -  Nurhadi, Dawud, Pratiwi Yuni. 2004. Bahasa dan Sastra Indonesia Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
-   - Hartadi Sinung, Mugiyono.1991. BAHASA INDONESIA BAHASAKU UNTUK SMP. Solo: Tiga Serangkai.
-          - Nursisto. 2000. IKHTISAR KESUSASTRAAN INDONESIA. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.
-      - Hardaniwati Menuk, Nureni Isti, Sulastri Hari. 2009. KAMUS PELAJAR SLTP. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.
-        -  Sitanggang, Iswati, Hardaniwati Menuk, Nureni Isti, Sutejo. 2004. KAMUS PELAJAR SLTA. Jakarta: Pusat Bahasa.
-          -  2001. KBBI EDISI III. Jakarta: Balai Pustaka.
-          - Hendrayan. 2009. Sejarah SMA/MA KELAS X. Jakarta: Pusat Perbukuan.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar